Senin, 20 Desember 2010

MEMAHAMI KONSEP PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMBELAJARAN

 
A.       Pengertian pendidikan system dalam pembelajaran PAI
     Istilah system adalah suatu konsep yang abstrak. Definisi tradisional menyatakan bahwa system adalah seperangkat komponen atau unsure-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Suatu system pada hakikatnya adalah “system of interest”. Berdasarkan rumusan tersebut, kita dapat mengidentifikasi hubungan-hubungan pokok antara system dan lingkungan, yakni antara input dari lingkungan dengan system antara output dari system dengan lingkungan. Dalam pengertian lain menyatakan, Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang masing-masing bekerja sendiri dalam fungsinya yang berkaitan dengan fungsi dari komponen lainnya yang secara terpadu bergerak menuju kearah satu tujuan yang ditetapkan. Jadi komponen-komponen yang bertugas sesuai dengan fungsinya, bekerja sama antara satu dengan lainnya dalam rangkaian dalam satu system yang mampu secara terpadu bergerak kearah tujuan dari system tersebut. Karena itu, system pendidikan adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan.
     Konsep itu menjadi dasar untuk mengidentifikasi tujuan suatu system. Tujuan suatu sistemdapat bersifat alami dan bersifat manusiawi.Tujuan yang alami tak mungkin menjadi tujuan-tujuan yang tinggi tingkatannya, bahkan mungkin bernilai sangat rendah.Tujuan system yang bersifat manusiawi(man-made) senantiasa dapat berubah. Tujuan-tujuan itu dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah, akibat perubahan lingkungan atau karena tujuan itu bersifat perorangan(personal). Misalkan timbulnya perubahan system ekologi akibat terjadinya polusi. Timbulnya system social yang baru adalah sebagai reaksi terhadap perubahan peradaban/kebudayaan. Jelas, perubahan tujuan system adalah sebagai jawaban terhadap perubahan-perubahan dalam lingkungan.  
     Pendekatan system mengandung dua aspek, yakni aspek filosofis dan aspek proses. Aspek filosofis adalah pandangan hidup yang mendasari sikap perancang system yang terarahpada kenyataan. Aspek proses adalah suatu proses dan suatu perangkat alat konseptual. Gagasan inti system filosofis ialah bahwa sustu system merupakan kumpulan dari sejumlah komponen, yang saling berinteraksi dan saling bergantungan satu sama lain. Untuk mengenal suatu system, kita harus mengenal semua komponen yang beroperasi didalamnya. Perubahan suatu sistem harus pula dilihat dari perubahan komponen-komponen tersebut.   

     Pendekatan system merupakan suatu cara berpikir yang kaya akan konsep dan praktek.dapat juga diartikan sebagai suatu perangkat alat atau teknik. Alat-alat itu berbentuk kemampuan (abilitas) dalam :
  1. merumuskan tujuan-tujuan secara operasional
  2. mengembangkan deskripsi tugas-tugas secara lengkap dan akurat.
  3. melaksanakan analisis tugas-tugas.
   
 Analisis tugas memang lebih pentingsebab berkenaan dengan aplikasi (keterlaksanaan)prinsip-prinsip belajar (human learning principles) secara alamiah.Analisis tugas juga dapat diandalkan dalam rangkaian pengajaran tentang konsep, prinsip dan ketrampilan yang telah diidentifikasi sebagai hasil belajar yang diharapkan, yang telah dirumuskan sebagai tujuan belajar dan mengajar.

     Istilah system dapat digunakan untuk mengacu kepada jaringanyang luas, mulai dari satuan terkecil sampai seluruh alam semesta. Sebuah atom, sebuah sel, Sebuah tanaman, seseorang, seekor burung, sebuah panitia, suatu kota, suatu bangsa, dunia, dan alam semesta adalah contoh system. Atau mobil, mesin tik, mesin pemanas, computer, bangunan, jalan raya, adalah system.disamping system yang hidup atau yang bersifat fisik, ada juga system konsep seperti: system jumlah, system strategi permainan, dan system teori. Dan ada juga system terapan seperti system pengawasan lalu lintas, system pelayanan makanan, system pengumpulan pendapat, system kode, dan bahkan system bertaruh.

     Semua system mempunyai keunikansifat yang memungkinkan system-sistem itu dapat dibedakan dari yang lain, walaupun dengan yang sangat serupa, dan dapat dibedakan dari lingkungannya. 

     Jelaslah bahwalingkungan sekolah, gedung sekolah, staf sekolah, asosiasi guru, pengawas, ruang kelas, program studidan bahkan unit pengajaran atau pelajaran adalah system, dan lebih lanjut dapat dianalisisseperti itu.

     Bagi seseorang yang menggeluti system yang besar dan kompleks, seperti sekolah, implikasi yang berkenaan dengan batas system itu banyak. Bagi mereka yang bekerja dengan system yang batasnya tidak jelas, yang memberi batasan dan hambatan system secara berbeda, tentu saja tindakan yang direncanakan benar-benar sulit. Sebaliknya, karena batas itu arbitrer, apabila aspek definisi dan konsep system dapat dibuat eksplisit dan disetujui, maka pemahamannya akan dapat dicapai. Dan juga apabila batas yang berguna dan layak dari system dapat dibuat, maka kegiatan system dapat ditingkatkan. Misalnya untuk merevisi kurikulum sekolah, Sistem dapat dirumuskan mencakup dewan guru; mencari dana guna membangun gedung baru, pegawai, dan untuk menangani system berkasus, mungkin hanya melibatkan orang-orang yang mempunyai ketrampilan diagnostic dan bimbingan.Pada setiap kasus, kegiatan system akandiberi kemudahan oleh batas-batas yang ditentukan. Meskipun batas-batas system memerlukan beberapa ketepatan untuk kegiatan fungsional, kenyataan bahwa batas-batas itudapat dimodifikasi atau ditentukan secara arbitrer itu menguntungkan.  

B.       aplikasi pendekatan system dalam pembelajaran PAI 

     Pada mulanya pendekatan system digunakan dalam bidang teknik yang pertama-tama dilaksanakan untuk mendesain sistem-sistem elektronik, mekanik dan militer. Dalam hal ini pendekatan system dilibatkan dalam system-sistem manusia dengan mesin dan selanjutnya dilaksanakan pula dalam bidang keorganisasian dan manajemen. Pada akhir tahun 1950 dan awal 1960-an, pendekatan system mulaidipergunakan dalam bidang latihan dan pendidikan (merumuskan masalah), analisis kebutuhan dengan maksud mentransformasikannyamenjadi tujuan-tujuan (analisis masalah), desain metode dan materi instruksional (pengembangan suatu pemecahan), pelaksanaan secara eksperimental, dan akhirnya menilai dan merevisi.
     Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen atau bagian. Komponen itu saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.Suatu komponen juga dapat merupakan sebuah subsistem dari suatu system.
     Pada tingkat makro, jika kita meninjau system pendidikan , maka kurikulum sesungguhnya merupakan suatu komponen dari input instrumental. Kurikulum ditinjau dalam hubungannya dengan komponen-komponennya, antara lain tujuan, prinsip, susunan, dan system penyampaiannya.

     Pendekatan system digunakan juga sebagai suatu system berpikir, bahkan system pendekatan ini dikembangkan dalam upaya pembaharuan pendidikan. Langkah-langkah digunakan adalah proses identifikasi dan perumusan masalah, perumusan atau hasil-hasil yang diinginkan, dan penentuan yang dinilai paling tepat melalui paper analysis atau eksperimen. Selanjutnya dilakukan kegiatan Try Out dan Revisi, dan langkah terakhir yakni implementasi dan evaluasi
   
      Dari uraian diatas, maka jelaslah bahwa penyusunan suatu program pendidikan dalam kurikulum, sangat penting untuk ditentukan terlebih dahulu jenis pendekatan yang akan digunakan. Meskipun demikian, tidaklah berartibahwa dalam penyusunan kurikulumhanya digunakan satu jenis pendekatan saja, karena beberapa jenis pendekatan dapat juga digunakan sekaligus, seperti yang dijumpai dalam pembinaan kurikulum tahun 1975.















BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
- Pendekatan system merupakan suatu cara berpikir yang kaya akan konsep dan praktek.dapat juga diartikan sebagai suatu perangkat alat atau teknik.
- proses identifikasi dan perumusan masalah, perumusan atau hasil-hasil yang diinginkan, dan penentuan yang dinilai paling tepat melalui paper analysis atau eksperimen. Selanjutnya dilakukan kegiatan Try Out dan Revisi, dan langkah terakhir yakni implementasi dan evaluasi






DAFTAR PUSTAKA


- Hamalik Oemar, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. PT REMAJA ROSDAKARYA      .  .  Bandung.2007
- Sudjana Nana dan Susanta Eddy, Pendekatan Sistem Bagi Administrator Pendidikan. C.V. SINAR BARU. Bandung. 1989
Makalah ini diterbitkan setelah dipresentasikan oleh Umar Fauzi , Qoyum semester V-A STAIM

PENYUSUNAN SATUAN PELAJARAN


A.  Pengertian
Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah proses yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaanya mencapai hasil yang diharapkan. Langkah –langkah tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan mengajar. Proses penyusunan perencanaan pengajaran memerlukan pemikiran-pemikiran sistematis untuk memproyeksikan atau memperkirakan mengeani apa yang akan dilakukan dalam waktu melaksanakan pengajaran..
Rencana mengajar atau persiapan mengajar atau lebih dikenal dengan satuan pelajaran adalah program kegiatan belajar mengajar dalam satuan terkecil ( Abdul Majid, 2009 : 103). Dalam buku yang sama Syaodih mengungkapkan bahwa guru mengembangkan perencanaan dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun atau satu semester, satu minggu, atau beberapa jam saja. Untuk satu tahun dan semester disebut sebagai program unit, sedangkan untuk beberapa jam pelajaran disebut program satuan pelajaran, yang dalam implementasinya kurikulum 2004 memiliki komponen kompetensi dasar, materi standart, prosedur pembelajaran, metode dan evaluasi berbasis kelas serta bahan mengajar ataupun alat yang digunakan.

Secara sistematis rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran adalah sebagai
berikut :
  1. Identitas mata pelajaran (nama pelajaran, kelas, semester, dan waktu atau banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan ).
  2. Kompetensi dasar dan indicator yang hendak dicapai atau dijadikan tujuan dapat diikuti atau diambil dari kurikulum dan hasil belajar yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
  3. Materi pokok ( beserta uraianya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar )
  4. Media yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
  5. Strategi pembelajaran atau scenario atau tahapan-tahapan prose belajar mengajar yaitu kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber-sumber belajar untuk menguasai kompetensi.
Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran meliputi :
    1. Kegiatan awal
Kegiatan pendahuluan dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian, dan mengetahui apa yang telah dikuasai siswa berkaitan dengan bahan yang akan dipelajarai
    1. Melaksanakan apersepsi atau penilaian kemampuan awal.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal yang dimiliki siswa. Seorang guru peru menghubungkan materi yang akan dipelajari siswa dan tidak mengesampingkan motivasi belajar terhadap siswa.
    1. Menciptakan kondisi awal pembelajaran melalui  upaya :
§         Menciptakan semangat dan kesiapan belajar melui bimbingan guru kepada siswa.
§         Menciptakan suasana pembelajaran yang demokratis dalam belaja, melalui cara dan teknik yang digunakan guru dalam mendorong siswa untuk berkreatif dalam belajar dan mengembangkan keunggulan yang dimilikinya.
    1. Kegiatan inti
Kegiatan inti adalah kegiatan utama untuk menanamkan, mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan berkaitan dengan bahan kajian yang bersangkutan. Kegiata inti setidaknya mencakup beberapa hal :
§         Penyampaian tujuan pembelajaran.
§         Penyampaian materi atau bahan ajar dengan menggunakan : pendekatan dan  metode , sarana dan prasarana dan alat atau media yang sesuai.
§         Pemberian bimbingan bagi pemahaman siswa
§         Melakukan pemeriksaan atau pengecekan tentang pemahaman siswa .

Dalam kegiatan ini siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok pembelajaran ,yaitu
§         Pembelajaran klasikal yang digunakan apabila materi pembelajaran lebih bersifat fakta atau formatif terutama ditujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam prose pembelajaran. Sehingga cenderung metode ceramah dan tanya jawab akan banyak digunakan.
§         Pembelajaran kelompok digunakan apabila materi pembelajaranya lebih mengembangkan konsep atau sub pokok bahasan yang sekaligus mengembangkan aktifitas social. Kegiatan guru akan lebih banyak memantau dan mengawasi kelompok belajar sehingga setiap siswa dalam kelompok turut berpartisipasi.
§         Kegiatan belajar individual
Artinya setiap anak yang belajar dikelas mengerjakan atau melakukan kegiatan belajar masing-masing. Dalam pembeljaran individu ini setiap siswa dituntun untuk mengerjakan tugasnya sesua dengan kemampuan yang mereka miliki. Implikasi dari pembelajaran individual ini guru harus banyak memberikan perhatian dan pelayanan secara individual, sebab setiap  anak berbeda kemampuanya.
    1. Penutup
Kegiatan penutup ini adalah kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti. Kegiatan ini meliputi :
§         Melaksanakan penilaian akhir dan mengkaji hasil penilaian.
§         Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dengan alternative kegiatan diantaranya : memberikan tugas atau latihan –latihan , menugaskan mempelajari materi tertentu .
§         Mengakhiri proses pembelajaran dengan menjelaskan atau memberi tahu materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya..
  1. Menentukan jenis penilaian dan tindak lanjut . tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan pembelajaran yang dilakukan. Berbagai contoh bentuk penilaian antara lain : tes, tes tulis, kinerja, penugasan  tergantung aspek apa yang akan diukur.
  2. Sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.

Agar penjabaran diatas dapat lebih mendalam, maka berikut disajikan contoh format persiapan model pembelajaran
FORMAT PERSIAPAN MODEL SATUAN PEMBELAJARAN
             I.      Identitas Mata Pelajaran
1.      Mata Pelajaran                     : ………………..
2.      Materi pokok                        : ………………..
3.      Kelas / semester                   : ………………..
4.      Pertemuan minggu ke          : ………………..
5.      Alokasi waktu                      : ………………..
          II.      Kemampuan Dasar atau Tujuan Pembelajaran
1.  Kompetensi Dasar                 : ………………..
2.  Indicator                               : ………………..
       III.      Materi Pembelajaran
Uraian materi pokok
     ……………………………………………………………………………………….
       IV.      Media atau Alat Pembelajaran
     ……………………………………………………………………………………….
          V.      Strategi Pembelajaran atau Tahap Pembelajaran

No
Kegiatan belajar
Waktu
Aspek yang dikembangkan
1
Pendahuluan :
  1. Prasyarat : menanyakan tentang
  2. Motivasi, mengapa manusia memerlukan ?


2
Kegiatan inti





3
Penutup
  1. Menyimpulkan
  2. Pemberian tugas pokok bahasan berikutnya


       VI.      Penilaian dan tindak lanjut
§         Prosedur Penilaian         : ………………..
§         Jenis penilaian                : ………………..
§         Alat penilaian                 : ………………..
    VII.      Sumber belajar
   ……………………………………………………………………………………….























BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Rencana mengajar atau persiapan mengajar atau lebih dikenal dengan satuan pelajaran adalah program kegiatan belajar mengajar dalam satuan terkecil
Secara sistematis rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran adalah sebagai berikut :
  1. Identitas mata pelajaran
  2. Kompetensi dasar dan indicator
  3. Materi pokok
  4. Media yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
  5. Strategi pembelajaran
Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran meliputi :
    1. Kegiatan awal
    2. Melaksanakan apersepsi atau penilaian kemampuan awal.
    3. Menciptakan kondisi awal pembelajaran melalui  upaya :
    4. Kegiatan inti
    5. Penutup
  1. Menentukan jenis penilaian dan tindak lanjut . tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan pembelajaran yang dilakukan. Berbagai contoh bentuk penilaian antara lain : tes, tes tulis, kinerja, penugasan  tergantung aspek apa yang akan diukur.
  2. Sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.












DAFTAR PUSTAKA


Hariyanto, 2006.Perencanaan Pembelajaran. Jakarta  : Rineka Cipta.
Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung:  Rosda Karya.

Makalah ini diterbitkan setelah dipresentasikan oleh  M.Romadlon  ,Slamet Edy Mulyani,  Suyanto semester V-A Staim

MEMAHAMI KALENDER PENDIDIKAN GBPP DAN SILABUS PAI



MEMAHAMI KALENDER PENDIDIKAN
GBPP DAN SILABUS PAI

A.     Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pegaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
B.     Garis-Garis Besar Program Pengajaran (Gbpp)
GBPP adalah ikhtisar keselurhan program pengajaran yang terdiri atas tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum dan ruang lingkup bahan pengajaran yang diatur dan disusun secara berurutan menurut semester / caturwulan, dan kelas yang berfungsi sebagai pedoman bagi para pengawas, kepala sekolah, dan guru dalam rangka melaksanakan kegiatan belajar mengajar disekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
Program itu disusun perbidang studi dalam rangka pelaksanaan kurikulum sekolah. GBPP terdiri atas empat komponen yakni tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum, pokok bahasan dan subpokok bahasan, tingkat dan semester.
Tujuan kurikuler merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu program dalam tiap bidang studi dalam rangka waktu sesuai dengan lamanya program pendidikan pada sekolah menengah kejuruan yang memiliki program pendidikan selama tiga tahun yang teridiri dari enam semester. Tujuan kurikulernya adalah sebagai berikut :
1.       Siswa memiliki pengetahuan dan pengertian matematika yang diperlukan dalam perhitugan untuk bekerja dan berkomunikasi terutama untuk pekerjaan analisis, statistik dan keteknikan.
2.       Siswa memahami perhitungan dan cara pemakaian matematika dalam pekerjaan analisis dan keteknikan.
3.       Siswa menyadari arti pentingnya matematika sebagai dasar untuk perhitungan perencanaan dan analisis serta penerapannya dibidang keteknikan.
Tujuan instruksional, tujuan ini masih bersifat umum kendatipun telah bertitik tolak dari perubahan tingkah laku yang diharapkan dalam bidang studi tersebut. Tujuan instruksional umum merupakan penjabaran dari tujuan kurikuler. Jadi setiap tujuan kurikuler diperinci menjadi sejumlah tujuan instruksional umum. Misalnya tujuan kurikuler ke-1 diperinci menjadi dua macam tujuan instruksional yaitu sebagai berikut :
1)      Siswa memhamai dan mengerti dasar-dasar matematika untuk perhitungan analisis, statistic dan keteknikan.
2)      Siswa memiliki ketrampilan cara menghitung isi, luas, jarak, dan sudur pekerjaan keteknikan.
Pokok bahasan, pokok bahasan merupakan garis besar isi / materi pelajaran yang harus diberikan dalam rangka pencapaian tujuan kurikuler dan instruksional tertentu.
Subpokok bahasan merupakan perincian dari setiap pokok bahasan. Misalkan kita ambil pokok bahasan tentang diferensial dan integral. Pokok bahasan itu diperinci menjadi sejumlah subpokok bahasan sebagai berikut :
Pengertian diferensial, rumus-rumus hitung diferensial, contoh-contoh pemakaian dan perhitungan, pengertian integral, rumus-rumus integral, seperti contoh-contoh pemakaian dan soal-soal.
Azas-azas penyusunan program
1.      Setiap program harus berorientasi pada tujuan tertentu. Tujuan itu titik tolak pada perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses pendidikan.
2.      Setiap program bersifat fleksibel, pelaksanaan suatu program disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat setempat dan kemungkinan tersedianya fasilitas disekolah.
3.      Setiap program dilaksanakan secara efisien dan efektif.
4.      Setiap program bersifat berkesinambungan, program pada suatu tingkat merupakan kelanjutan dari program sebelumnya dan menjadi landasan bagi program berikutnya.
5.      Isi program disusun berdasarkan pada azas keseimbangan. Bahan-bahan yang digariskan dalam program diambil dari semua pelajaran dalam bidang studi tersebut secara seimbang, tidak menonjolkan salah satu segi saya.
6.      Program kurikuler harus pula mempertimbangkan azas pertentangan (kontras). Bahan-bahan yang disusun hendaknya dimulai dari hal-hal yang bersifat kompleks.


C.     SILABUS
1.             Pengertian Silabus
Silabus dapat didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran “(SAlim, 1987:98). Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Adapun manfaat dari pengembangan silabus adalah sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem pembelajaran dan bermanfaat sebagai sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran misalnya kegiatan pembelajaran secara klasikal, kelompok kecil atau pembelajaran secara individual. Bahkan silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian
2.             Prinsip Pengembangan Silabus
a.       Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan, untuk mencapai kebenaran ilmiah tersebut, dalam penyusunan silabus selayaknya dilibatkan para pakar dibidang keilmuan masing-masing mata pelajaran.
b.       Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai atau ada keterkaitan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik.
c.       Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d.      Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajak, taat, azas antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.

e.       Memadai
Cakupan indikator materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
f.        Aktual dan konstektual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi.
g.       Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi disekolah dan tuntutan masyarakat.
h.       Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotorik.
3.             Langkah-langkah Pengembangan Silabus
a.       Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi Dasar. Dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
-          Urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan atau tingkat kesulitan materi.
-          Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
-          Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
b.       Mengidentifikasi materi pokok dengan mempertimbangkan :
-          Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik.
-          Kebermanfaatan peserta didik
-          Struktur keilmuan
-          Kedalaman dan keluasan materi
-          Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan.
-          Alokasi waktu.

c.       Mengembangkan pengalaman belajar.
Pengalaman belajar merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber belajar melalui pendekatan pembelajaran yang berfariasi dan mengaktifkan peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
d.      Merumuskan indikator keberhsilan belajar
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
e.       Penentuan jenis penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil kerja berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio dan penilaian diri.
f.        Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan kedalaman, tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan KD.
g.       Menentukan sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial dan budaya, penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD serta materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi.

PENUTUP

3.1         KESIMPULAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
GBPP adalah ikhtisar keseluruhan program pengajaran yang terdiri atas tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum dan ruang lingkup bahan pengajaran yang diatur dan disusun secara berurutan menurut semester danb berfungsi sebagai pedoman bagi para pengawas, kepala sekolah, dan guru dalam rangka melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran. Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan KD yang ingin dicapai dan uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka pencapaian SK dan KD.

DAFTAR PUSTAKA

Muslich Mansur. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
Jakarta : Bumi Aksara
Hamalik Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bum Aksara.
Makalah ini diterbitkan setelah dipresentasikan oleh Rofika Ulyinatun.R, Lauifa Fazidahu KH.  Khusnul Farida

PENGERTIAN KD, INDIKATOR, MATERI PEMBELAJARAN DAN LANGKAH-LANGKAHNYA.

1. Pengertian Kompetensi Dasar
Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dalam hal ini kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, ketrampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Dalam kurikulum kompetensi sebagai tujuan pembelajaran itu dideskripsikan secara eksplisit, sehingga dijadikan standart dalam pencapaian tujuan kurikulum. Baik guru maupun siswa perlu memahami kompetensi yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Pemahaman ini diperlukan dalam merencanakan strategi dan indicator keberhasilan.
 Ada beberapa aspek didalam kompetensi sebagai tujuan, antara lain:
a. Pengetahuan (knowlegde) yaitu kemampuan dalam bidang kognitif. Misalnya,  seorang guru sekolah dasar mengetahui tehnik-tehnik mengidentifikasi kebutuhan siswa, dan menentukan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa.
b. Pemahaman (understanding) yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki setiap individu. Misalnya, guru sekolah dasar bukan hanya sekedar tahu tentang tehnik mengidentifikasi siswa, tapi juga memahami langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam proses mengidentfikasi tersebut.
c. Kemahiran (skill). Kemampuan individu untuk melaksanakan secara tehnik praktik tentang tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya, kemahiran guru dalam menggunakan media dan sumber pembelajaran dalam proses belajar mengajar di dalam kelas; kemahiran guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
d. Nilai (value) yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh setiap indvidu. Nilai inilah yang selanjutnya akan menuntut setiap individu dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Misalnya, nilai kejujuran, nilai kesadaran, nilai keterbukaan, dan nilai sebagainya.
e. Sikap (attitude) yaitu pandangan individu terhadap sesuatu. Misalnya, senang dan tidak senang, suka dan tidak suka, dan lain sebagainya, sikap erat kaitannya dengan nilai yang dimiliki individu, artinya individu bersikap demikian sebab nilai yang dimilikinya.
f. Minat (interest) yaitu kecenderungan individu untuk melakukan suatu perbuatan. Minat      adalah aspek yang dapat menentukan motivasi seseorang melakukan aktivitas tertentu.          Sesuai aspek diatas maka tampak bahwa kompetensi sebagai tujuan dalam kurikulum yang bersifat kompleks artinya kurikulum berdasarkan kompetensi bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman kecakapan, nilai, sikap dan minat siswa agar mereka dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran disertai tanggung jawab. Dengan demikian tujuan yang ingin dicapai dalam kompetensi ini bukanlah hanya sekedar pemahaman akan materi pelajaran, akan tetapi bagaimana pemahaman dan penguasaan materi itu dapat mempengaruhi cara bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
         Sehingga Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, ketrampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam penguasaan materi pelajaran yang diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Juga merupakan perincian atau penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi. Adapun penempatan komponen Kompetensi Dasar dalam silabus sangat penting, hal ini berguna untuk mengingatkan para guru seberapa jauh tuntutan target kompetensi yang harus dicapainya.
2. Pengertian Indikator.
Menurut Depag indicator adalah wujud dari kompetensi dasar yang lebih spesifik. Sedangkan menurut E Mulyasa indicator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indicator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan potensi daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam rapat kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat penilaian.
          Sedangkan menurut Darwin Syah indicator pembelajaran adalah karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda perbuatan atau respon yang dilakuakan oleh siswa, untuk menunjukkan bahwa siswa telah memiliki kompetensi dasar tertentu. Jadi indikator adalah merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu.
          Adapun dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
a. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam Kompetensi Dasar.
b. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah.
c. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan atau daerah.
          Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
1). Setiap Kompetensi Dasar dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indicator
2). Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal Kompetensi Dasar dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik
3). Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.
4). Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran.
5). Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
6). Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotorik.
Indikator dikembangkan dari kemampuan dasar sesuai materi pembelajaran yang ditetapkan, menggunakan kata kerja operasional khusus yang disesuikan dengan tingkat berfikir. Setiap individu harus dapat dibuatkan soal sebanyak 3 sampai 5 butir. kriteria indicator yang baik adalah :
1. memuat ciri-ciri tujuan yang hendak diukur.
2. memuat suatu kata kerja operasional yang dapat diukur.
3. berkaitan erat degan materi yang diakarkan.
4. dapat dibuatkan soalnya (3-5 butir).
3. Langkah-langkah penyusunan Kompetensi Dasar.
Adapun dalam mengkaji kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi.
b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
Pada dasarnya rumusan kompetensi dasar itu ada yang operasional maupun yang tidak operasional karena setiap kata kerja tindakan yang berada pada kelompok pemahaman dan juga pengetahuan yang tidak bisa digunakan untuk rumusan kompetensi dasar.
Sehingga langkah-langkah untuk menyusun kompetensi dasar adalah sebagai berikut:
1). Menjabarkan Kompetensi Dasar yang dimaksud.
2). Tulislah rumusan Kompetensi Dasarnya.
3). Mengkaji Kompetensi Dasar tersebut untuk mengidentifikasi indikatornya dan rumuskan indikatornya yang dianggap relevan tanpa memikirkan urutannya lebih dahulu juga tentukan indikator-indikator yang relevan dan tuliskan sesuai urutannya.
4). Kajilah apakah semua indikator tersebut telah mempresentasikan KD nya, apabila belum lakukanlah analisis lanjut untuk menemukan indikator-indikator lain yang kemungkinan belum teridentifikasi.
5). Tambahkan indikator lain sebelum dan sesudah indikator yang teridentifikasi sebelumnya dan rubahlah rumusan yang kurang tepat dengan lebih akurat dan pertimbangkan urutannya.
4. Langkah-langkah materi pelajaran.
Materi pembelajaran adalah bagian dari struktur keilmuan suatu bahan kajian yang dapat berupa pengertian konseptual, gugus isi atau konteks, proses, bidang ajar, dan keterampilan. Penempatan materi pembelajaran di dalam silabus berfungsi sebagai payung dari setiap uraian materi yang disajikan dalam kegiatan belajar siswa.
Adapun untuk mengidentifikasi materi pokok atau pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dilakukan dengan mempertimbangkan:
a. potensi peserta didik
b. relevansi dengan karakteristik daerah
c. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik
d. kebermanfaatan bagi peserta didik
e. struktur keilmuan.
f. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
g. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
h. alokasi waktu yang tersedia
Agar penjabaran dan penyesuaian kompetensi dasar tidak meluas dan melebar, maka perlu diperhatikan kriteria untuk menyeleksi materi yang perlu diajarkan. Kriteria tersebut antara lain:
1.      Sahih (Valid)
2.      Tingkat Kepentingan (Significance)
3.      Kebermanfaatan (utility)
4.      Layak dipelajari (learnability)
5.      Menarik minat (interest)
Sehingga langkah-langkah untuk menyusun materi pelajaran adalah sebagai berikut:
1). Menyiapkan materi pelajaran yang berisi pokok-pokok isi materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator hasil belajar
2). Materi pelajaran dirinci atau diuraikan meliputi batasan ruang lingkupnya baik aspek kognitif, afektif dan psikomotor, kemudian diurutkan dan ditunjukkan keterkaitan antar isi materi yang dipelajari dengan nilai fungsi belajar PAI
3). Isi materi disesuaikan dengan kemampuan tingkat perkembangan berfikir dan kebutuhan beragama siswa.
4). Mengidentifikasi butir-butir materi pelajaran berdasarkan rumusan butir-butir sub indikator
5). Menentukan butir-butir materi pelajaran yang sesuai dengan butir-butir sub indikator
6). Tulis butir-butir materi pelajaran didalam kolom bahan pelajaran
Pembelajaran berbasis kompetensi merupakan program pembelajaran yang dirancang untuk menggali potensi dan pengalaman belajar siswa agar mampu memenuhi pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. Sebagai konsekuensi dari pembelajaran berbasis kompetensi ini, materi pembelajaran yang dipilih haruslah yang bermakna, yakni yang memberikan kecakapan untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengunakan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah dipelajarinya, sehingga siswa terhindar dari materi-materi yang tidak menunjang pencapaian kompetensi.

PENUTUP.
  1. KESIMPULAN.
Kompetensi Dasar diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. sedangkan indikator adalah merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu. Dan Materi pembelajaran adalah bagian dari struktur keilmuan suatu bahan kajian yang dapat berupa pengertian konseptual, gugus isi atau konteks, proses, bidang ajar, adapun langkah-langkah yang ada dalam kompetensi dasar dan materi pembelajaran berfungsi sebagai payung dari setiap uraian materi yang disajikan dalam kegiatan belajar siswa.
  1. SARAN.
Agar siswa belajar secara aktif, guru perlu menciptakan strategi yang tepatguna, sedemikian rupa, sehingga siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. Motivasi yang seperti ini akan dapat tercipta kalau guru dapat meyakinkan siswa akan kegunaan materi pelajaran bagi kehidupan nyata siswa. Demikian juga, guru harus punya sensitifitas yang tinggi dan dapat menciptakan situasi sehingga materi pelajaran selalu tampak menarik, tidak membosankan.
DAFTAR PUSTAKA
Yamin, Martinis. 2003. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung Perdana Press.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.    Makalah ini diterbitkan setelah dipresentasikan oleh Diana Ayu Safitri dan Faridatul Hasanah Smt 5A STAIM Kertosono